Tampilkan postingan dengan label Geotimes. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Geotimes. Tampilkan semua postingan

Rabu, 18 November 2015

Menakar Kesungguhan Partai dalam Pilkada

Benarkah partai politik telah bersungguh-sungguh memperjuangkan calon kepala daerah yang diusung dalam pemilihan kepala daerah (pilkada)? Pertanyaan ini perlu diajukan karena dari kecenderungan yang terlihat partai justru tidak lagi peduli dengan calon kepala daerah yang diusungnya. Bahkan ada kesan bahwa partai menyerahkan semua proses pemenangan calon kepala daerah ini kepada calon itu sendiri. Lihat Selengkapnya

Jokowi Ingkar Janji Ihwal Impor Beras

Ketua Umum AGRA Rahmat Ajiguna mengatakan Presiden Joko Widodo telah mengingkari janji dengan para petani untuk tidak melakukan impor beras. Akan tetapi dalam praktiknya, Presiden membuka impor beras sebesar 1,5 juta ton pada tahun 2015. “Kebijakan pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla untuk impor beras dari Vietnam, selain bentuk ingkar janji Jokowi juga menunjukkan ketidakmampuan pemerintah dalam menjalankan program kedaulatan pangan dan menjamin terpenuhinya kebutuhan rakyat atas pangan,” kata Rahmat melalui pesan elektronik, Senin, (16/11) Lihat Selengkapnya

Selasa, 17 November 2015

Darurat Kebebasan Pendirian Rumah Ibadah

Konflik yang berlatar belakang pendirian rumah ibadah semakin hari semakin marak terjadi di Indonesia. Setelah kasus Singkil dan Manokwari, yang terbaru terjadi pembakaran terhadap rumah ibadah Penghayat Kepercayaan Sapta Darma di Rembang, Jawa Tengah, serta penolakan pendirian masjid As-Syuhada di Bitung. Lihat Selengkapnya

Nasib Pengungsi Suriah Setelah Teror Bom di Paris

Di luar persoalan radikalisme dan aksi teror yang mengerikan di Paris, salah satu isu yang menarik didiskusikan adalah bagaimana nasib para pengungsi dan pencari suaka pasca kasus penembakan dan bom bunuh diri di Paris. Seperti diketahui, pasca kejadian Kepolisian Prancis dilaporkan telah menemukan paspor milik warga Suriah tercecer di dekat mayat pelaku teror di Stadion Stade de France, Paris, Jumat, 13 November 2015. Paspor itu, menurut Menteri Perlindungan Warga Negara Yunani Nikos Toskas, ternyata milik pencari suaka yang mendaftarkaLn diri di salah satu pulau Yunani pada Oktober 2015. Lihat Selengkapnya

Senin, 16 November 2015

Membaca Respon Tragedi Paris di Media Sosial

Di media sosial, terdapat pelbagai macam respon mengenai kasus penembakan yang terjadi di Prancis kemarin—terutama ketika diketahui bahwa ISIS terlibat dalam tragedi ini. Mulai dari pernyataan ‘ISIS bukan bagian dari islam’ hingga mengangkat kasus di Palestina. Ada juga teman-teman ateis yang menggunakan tragedi ini untuk menyerang agama, seolah-olah agama secara inheren memang buruk. Saya pikir, respon-respon seperti ini menunjukkan bagaimana kualitas logika kita sebenarnya. Lihat Selengkapnya

Minggu, 15 November 2015

Zaman Bergerak Jilid II

Tulisan saya sebelumnya, “Munculnya Orde Baru Jilid II” menuai komentar beragam, ada yang mengiyakan dan tak jarang yang mencaci. Sebagian yang mencerca kebanyakan berargumen, “Kenapa Soeharto dibawa-bawa lagi, sekarang kan era Jokowi!”, atau logika yang lebih nyinyir, “di Era Seoharto lebih enak, apa-apa murah dan tak banyak yang protes”. Di sinilah saya merasa sedih. Lihat Selengkapnya

Sabtu, 14 November 2015

Belajar Dari Tragedi Paris

Perdebatan macam ini melelahkan. Saya selalu percaya Islam adalah sebuah ajaran yang multi tafsir. Ia tidak monolit, ada berbagai mazhab yang bisa kita gunakan untuk membaca ajaran agama ini. Seperti juga Idiologi, Islam juga bisa jadi damai atau kejam tergantung kepada siapa yang menerjemahkan ajaran itu. Bagasi kepala tiap-tiap manusia tentu berbeda, saya sebagai umat Islam mengakui itu, pertanyaannya kemudian bagaimana dengan yang lain? Lihat Selengkapnya

Menolak Hukuman Kebiri untuk Paedofil

Seorang paedofil memang betul memiliki hasrat seksual terhadap anak-anak, tetapi bukan berarti mereka pelaku kekerasan seksual terhadap anak. Dan pelaku kekerasan seksual terhadap anak bukan berarti juga paedofil. Kita sudah mengetahui sejauh ini apa yang sudah saya paparkan bahwa paedofil merupakan kelainan seksual dan dibutuhkan pengobatan untuk itu. Bahaya akan penggunaan kata paedofil terhadap para pelaku kekerasan seksual anak akan membuat banyak di antaranya berdalih akan gangguan kejiwaan atau kelainan seksual pada diri mereka. Kita terlalu terburu-buru menggunakan kata “paedofil” dan terburuknya kita juga terlalu terburu-buru mengeluarkan keputusan, seperti hukuman kebiri. Lihat Selengkapnya

17 Tahun Tragedi Semanggi

Aku masih ingat betul ketika pertama kali menjejakkan kaki di sebuah kampus yang berdiri kokoh di bilangan Sudirman. Saat itu yang ada di pikiranku hanya kuliah serius, mencari teman, dan bersenang-senang. Maklum, biaya kuliah di universitas swasta cukup memeras pikiran dan tenaga kedua orang tua. Aku diwanti-wanti untuk lulus tepat waktu, jadi sarjana, lalu bekerja. Namun, siapa sangka, sebuah peristiwa mengubah semua rencana dan cara pandangku pada sebuah realita. Lihat Selengkapnya

Jumat, 13 November 2015

Selamat Datang, Daerah Istimewa Madura!

Madura, katanya, mau dijadikan provinsi. Isu ini santer berembus beberapa saat yang lalu. Spanduk-spanduk bertuliskan “Selamat Datang di Provinsi Madura” telah terpasang di beberapa titik di sepanjang jalan menuju Jembatan Suramadu. Di pojok bawah spanduk itu pun tertera kata-kata yang tak kalah semangatnya dengan slogan kemerdekaan: Provinsi Madura harga mati! Komitenya sudah dibikin juga, namanya Panitia Persiapan Pembentukan Provinsi Madura (P4M). Wow! Lihat Selengkapnya

Ujaran Kebencian dalam Pusaran Ruang Publik

Hate speech dalam konteks sosiologis masyarakat Indonesia bisa jadi merupakan hal yang biasa. Sama halnya ketika orang melakukan ‘rumpian’, ‘rerasan’, ‘gosip’, atau bentuk-bentuk obrolan masyarakat di komunitas warung kopi, ‘cangkrukan’ atau di sudut-sudut jalan. Fungsinya sebagai alat atau cara untuk mengontrol tindakan anggota masyarakat yang dianggap keluar dari batas norma. Rumpian, rerasan atau gosip itu menjadi kontrol sosial yang efektif bila dilakukan pada komunitas komunal dengan tipe masyarakat bersolidaritas mekanis, di mana hubungan-hubungan sosial di antara anggotanya begitu intim atau dekat. Lihat Selengkapnya

Rabu, 11 November 2015

Jakarta, Musim Hujan Sudah Datang!

Musim hujan sudah “resmi” mulai di Jakarta. Mari kita semua berhati-hati dan senantiasa siaga serta tetap memelihara solidaritas, sambil tetap mengupayakan yang terbaik untuk kota kita. Apa masalah utama yang dihadapi Jakarta saat ini? Macet? Banjir? Sebagai warga kota, kita perlu menyadari bahwa masalah mendasar kota kita bukan keduanya. Di balik masalah banjir, misalnya, ada akar permasalahan berupa keseluruhan tata kelola air di ibu kota. Banjir di Jakarta bukan sekadar masalah mengatasi luapan air. Lihat Selengkapnya

Senin, 09 November 2015

Ada Apa Dengan Polisi dan Buruh Kita

Dalam berbagai kesempatan demonstrasi, kadang saya mendengar beberapa orator buruh berbicara dalam nada yang simpatik terhadap pihak yang sedang dipaksa berhadapan dengan mereka. Biasanya dalam demonstrasi mereka akan berhadapan dengan satpam atau polisi. “Kawan-kawan, mari kita hormati para polisi yang sedang bertugas karena mereka juga buruh..” begitu seru salah satu orator dalam perayaan hari buruh pada 2014. Bagi saya sikap simpatik dari orator buruh ini adalah praktik dari politik kelas yang baik. Lihat Selengkapnya

Jumat, 06 November 2015

Surat Edaran Kapolri: Antara Ujaran Kebencian dan Kritik

Rusdhie juga salah satu sosok yang membela keberadaan Charlie Hebdo, majalah satir yang terang-terangan menghina banyak agama dan keyakinan. Rusdhie sebenarnya tengah menikmati iklim kebebasan berpendapat seraya melakukan serangan kebencian kepada Islam. Ia, bagi saya, seperti benalu, menyamarkan kritik dengan kebencian dan menikmati kebebasan berpendapat sebagai kebebasan memaki. Belakangan kita dihadapkan pada pilihan, apakah kebebasan berpendapat memiliki batasan? Baca Selanjutnya

Selasa, 03 November 2015

Renungan Tragedi Asap untuk Presiden Jokowi

Entah rasionalitas apa dan teori analisa ekonomi mana yang dipakai penyelenggara negara ini. Sebegitu besarnyakah kontribusi sektor kehutanan dan perkebunan ini bagi perekonomian negara dan kesejahteraan warga negara, sehingga negara lalai dan begitu tolerannya dengan perilaku buruk para pencemar yang menahun? Lihat Selengkapnya

Senin, 02 November 2015

Panggung Sunyi Pak Raden

Sore, 17 April 2014, saya mengunjungi kediaman Drs. Suyadi atau yang lebih dikenal sebagai Pak Raden di Jalan Petamburan III, Jakarta. Rumah Pak Raden berada di kawasan padat penduduk, di salah satu jalan kecil. Sore itu, rumah mungil dan jauh sekali dari kesan mewah tersebut disesaki para pemburu berita. Saat itu, saya menghadiri konferensi pers terkait perjanjian baru antara Perusahaan Umum Produksi Film Negara (PPFN) dan pihak Pak Raden soal hak ekonomi “Si Unyil”. Lihat Selengkapnya

Jumat, 30 Oktober 2015

Dari Aida Hadzialic hingga Grace Natalie

Bagi saya, terpilihnya Aida sebagai menteri termuda di Swedia tidaklah istimewa. Mengingat Swedia mengadopsi sistem politik meritokrasi yang memberikan penghargaan kepada mereka yang bekerja keras, memiliki kemampuan dan dalam proses politiknya transparan. Maka, jika ada seorang yang memiliki kapasitas yang baik, terlepas status identitas dan jenis kelaminnya, ia akan diberi kesempatan secara luas. Lihat Selengkapnya

Rabu, 28 Oktober 2015

Jokowi dan Sanksi Kebiri untuk Paedofil

Dari semua tindakan kriminal yang berkembang di masyarakat, pemerkosaan adalah tindak kejahatan yang tergolong purba. Sejak zaman dulu tindak pemerkosaan sudah ada dan dilakukan sebagai simbol penaklukan suatu kelompok terhadap suku atau kerajaan lain yang dikalahkan. Simbol kemenangan perang di zaman dulu tidak hanya dirayakan dengan menduduki sebuah wilayah, tapi juga biasanya diekspresikan dengan cara membunuh kaum pria, merampas, dan kemudian memperkosa kaum perempuan–termasuk anak perempuan yang tak berdaya. Lihat Selengkapnya

Selasa, 27 Oktober 2015

Dari Frankfurt Hingga Ke Ubud

Ubud Writers Festival kembali menjadi perhatian. Bukan, bukan karena pada akhirnya festival itu punya manfaat buat kazanah sastra dan dunia baca Indonesia, tapi karena penyelenggara acara itu membatalkan satu sesi acaranya karena alasan keamanan. Sesi yang dimaksud adalah kegiatan buku yang berkaitan dengan peristiwa 65. Tiga program itu secara spesifik adalah diskusi panel terkait rekonsiliasi dan pemulihan, pemutaran film The Look of Silence karya Joshua Oppenheimer dan pameran serta peluncuran buku The Act of Living. Lihat Selengkapnya

Sabtu, 24 Oktober 2015

Saat Tiran Bersekongkol

Pembredelan pers–tak perlu ada konsep rigid yang harus saya jelaskan–adalah satu indikator bahwa suatu negara sedang dikuasai para tiran. Silakan cek, negara mana yang suka membredel pers pasti di sana sedang bercokol para tiran. Indonesia, di bawah rezim otoritarian-birokratik-militeristik Soeharto, adalah satu contoh valid sebuah masa di mana negara dikuasai para tiran. Lihat Selengkapnya
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Cobalah Tengok

Dartar Isi