Jumat, 13 Januari 2017

Jakarta Tak Butuh Lee Kuan Yew

Dalam kampanye awal Desember lalu, Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok berjanji kualitas infrastruktur dan pelayanan publik ibu kota akan menyamai Singapura pada 2018. “Jadi kalau mau lihat Jakarta seperti Singapura 2018 ya kasih saya kesempatan,” tandasnya.

Dekan Lee Kuan Yew School of Public Policy, Kishore Mahbubani, pernah mengatakan, “dia (Ahok) ingin mengerjakan sesuatu sampai selesai, bukan melihat rencana-rencana saja. Inilah yang dilakukan Lee Kuan Yew (LKY), yang saya lihat ada di diri Ahok.”

Melalui tulisan ini, saya hendak menjelaskan kemiripan gaya kepemimpinan Ahok dengan LKY dan berpendapat model tersebut melenceng dari tujuan kita berbangsa dan bernegara.

Tentang Lee Kuan Yew


Beberapa ratus kata tidak akan bisa memberikan gambaran utuh tentang Bapak Pendiri Singapura.

Berkat pengabdiannya selama 31 tahun sebagai Perdana Menteri, Singapura kini menjadi negara maju dengan pemerintahan yang bersih dari korupsi, layanan kesehatan modern nan terjangkau, sistem pendidikan berkualitas unggul, salah satu PDB per kapita tertinggi di dunia dan inovasi teknologi berkelanjutan.

Singapura adalah keajaiban ekonomi Asia.

LKY adalah seorang pragmatis yang tidak bicara “apakah ini benar?”, melainkan “apakah ini efektif?” Sistem ekonomi komando tidak pernah ada dalam kamusnya. Ia memuja Friedrich Hayek dan sistem pasar terbuka. Baca Selanjutnya
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Cobalah Tengok

Dartar Isi