PADA kesempatan kali ini, kita masih akan melanjutkan pembahasan sebelumnya, perihal relasi Islam
rahmatan lil alamin dan kapitalisme. Sebelumnya kita telah melihat Islam
rahmatan lil alamin secara semantik dan mendudukkannya dalam konteks historis hari ini melalui
kritik atas tendensi Liberalisme Islam yang mensejajarkan dan mengoperasikan Islam rahmatan lil alamin dalam sistem kapitalisme. Bahkan secara spesifik telah kita tunjukkan bahwa Islam
rahmatan lil alamin tidak pernah bisa
compatible dengan kapitalisme kapanpun dan dimanapun (
fi kulli zaman wa makan). Maka tiba saatnya kini kita mulai suatu pengantar penyelidikan teoritik terhadap apa yang disebut dengan ‘kategori-kategori diskursif’ yang selama ini dianggap mapan (
fixed) dalam diskursus pemikiran Islam Indonesia —terutama sekali pada proyek Pembaruan Pemikiran Islam selama rentang waktu empat dekade terakhir ini, yang mendapati kebuntuan teoritiknya dalam Liberalisme Islam— sebagai jalan kelahiran pemikiran Islam Indonesia yang bersih dari residu liberalisme.
Baca Selanjutnya