Selasa, 12 April 2016

Ode untuk Trotsky

Banting stir ke kiri, banting stir ke kanan; inilah karakter utama dari Stalin dan para pengikut dan pemujanya. Tidak terkecuali Pablo Neruda, tidak terkecuali Ragil Nugroho. Pada masa kejayaan Stalin, Neruda menghamba-hamba pada Stalin. Setelah Krushchev mengutuk Stalin, ia pun segera berayun ke mana angin menghembus. Ia campakkan fanatismenya terhadap Stalin, dan dengan menyesal mengatakan bahwa ia juga telah memainkan peran dalam membangun kultus individu Stalin.

Tetapi berbahagialah Stalin di liang kuburnya ketika, jauh dari Kremlin, di Lereng Merapi ada seorang yang sampai hari ini masih menjunjungnya begitu tinggi. Tahun 2012 ditutupnya dengan persembahan untuk Stalin: “Ode untuk Stalin”.

Aksi perampokan bank Stalin digambarkan oleh Ragil sebagai peran besarnya dalam Bolshevik, dan dipertentangkan dengan “Trotsky [yang] masih berkutat dengan teori-teorinya yang mandul itu.” Tidakkah Ragil tahu bahwa dua tahun sebelum perampokan bank oleh Stalin itu, yakni pada 1905, meledak sebuah Revolusi penting dimana Trotsky dipilih menjadi Presiden Soviet pertama oleh buruh-buruh St. Petersburg, yakni batalion utama proletar Rusia? Sedangkal itulah pemahaman Ragil mengenai revolusi, yang membatasi pertempuran revolusi pada perampokan bank oleh segelintir orang, sementara Trotsky dengan “teori-teorinya yang mandul itu” memimpin Soviet pertama dalam sejarah Rusia lewat pertempuran aksi massa buruh. Fakta penting yang belakangan ini luput dari perhatian Ragil, karena pada akhirnya Ragil sudah tidak tertarik lagi pada masalah revolusi tetapi tampaknya hanya tertarik pada penyerangan membabi-buta terhadap Trotsky dan pemikirannya. Baca Selanjutnya
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Cobalah Tengok

Dartar Isi