depan kantor tuan bupati/tersungkur seorang petani/karena tanah/karena tanah/…/dia djatuh/rubuh/satu peluru/dalam kepala.
Penggalan puisi di atas adalah puisi yang ditulis tahun 1961 oleh Agam Wispi dengan judul “Matinja Seorang Petani”, yang kemudian dijadikan judul buku antologi oleh penerbit Bagian Penerbitan Lembaga Kebudajaan Rakjat. Artinya, puisi di atas sudah berumur setengah abad lebih, tapi suaranya masih seperti di pekan terakhir September ketika desa Selok Awar-Awar, Pasirian, Lumajang, Jawa Timur, berada dalam bara ketegangan. Lihat Selengkapnya
Selamat Hari Guru, Menakar Problem dan Kurikulum yang Tidak Menentu
-
Sebagai salah seorang sarjana Fakultas Tarbiyah (sekarang Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan), setidaknya telah mengalami berkali-kali pergantian
kurikulu...
37 menit yang lalu