KENAIKAN harga-harga, apalagi karena kenaikan harga BBM, pasti membuat upah buruh tak lagi cukup untuk hidup layak. Celakanya, bila buruh memrotes soal kenaikan harga-harga dan upah yang tidak cukup untuk hidup layak, sontak kebanyakan kelas menengah mengecam dan menuduh tuntutan itu gak pantas, merugikan bisnis, memaksakan kehendak, dan merugikan ekonomi nasional. Tapi benarkah tuntutan buruh itu salah? Artikel yang ditulis di koran Inggris The Guardian, memuat kutipan berikut:
‘Brand representatives have privately admitted that higher wages deliver higher productivity and lower other costs such as absenteeism and employee turnover.
Perwakilan pemilik merk dagang, dalam kesempatan terbatas, mengakui bahwa upah yang lebih tinggi membawa produktivitas yang lebih tinggi pula dan menurunkan biaya-biaya lain, seperti problem buruh tidak bisa masuk kerja atau gonta ganti pekerja (karena tidak kuat bertahan kerja).’ Lihat Selengkapnya
Sejarah Klembak Menyan: Rokok Tradisional dengan Aroma Khas
-
Salah satu warisan budaya Indonesia, yang tampaknya sering dilupakan, ialah
klembak menyan. Produk yang cukup lampau ini berasal dari Banyumas, Jawa
Teng...
1 jam yang lalu