Rabu, 30 Maret 2016

Jawaban Lengkap M. Quraish Shihab: Doa dan Tawakkal

Tanya:

Dalam setiap usaha, kita dianjurkan untuk bertawakkal kepada Allah swt. Namun kita sering kecewa jika tidak berhasil. Yang ingin saya tanyakan sampai sejauh mana kadar tawakkal kita, dan bagaimana bertawakkal dengan baik, karena sering kata tersebut dipahami dalam arti tidak berdaya dan pasrah.
 
Muhammad Affan Alfaiz – Kebayoran Lama Utara, Jakarta

Jawaban Lengkap M. Quraish Shihab:
Kata tawakal [Indonesia, Arab: tawakkul] terambil dari kata wakala yang juga seakar dengan kata wakîl. Perintah bertawakkal sama maknanya dengan firman-Nya, Jadikanlah Dia wakîl [QS al-Muzzammil [73]: 9].

Apabila seseorang mewakilkan orang lain, maka dia telah menjadikannya sebagai dirinya sendiri dalam persoalan tersebut, sehingga sang wakil melaksanakan apa yang dikehendaki oleh yang menyerahkan kepadanya perwakilan. Menjadikan Allah sebagai wakil, atau bertawakkal kepada-Nya berarti menyerahkan kepada Allah segala persoalan. Dialah yang berkehendak dan bertindak sesuai dengan “kehendak” manusia yang menyerahkan perwakilan itu.

Makna ini dapat menimbulkan kesalahpahaman jika tidak dijelaskan lebih jauh, seperti kesalahpahaman mereka yang menduga bertawakkal adalah pasrah dan tidak berdaya. Harus diingat bahwa keyakinan tentang keesaan Allah berarti, antara lain, bahwa Dzat, sifat, dan perbuatan-Nya Esa sehingga ketiganya –Dzat, sifat, dan perbuatan– tidak dapat dipersamakan dengan perbuatan manusia, walaupun penamaannya mungkin sama. Baca Selanjutnya
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Cobalah Tengok

Dartar Isi