Kamera sementara di pindahkan ke Yogyakarta. Sebelum menempati bangunan yang sekarang, Fakultas Filsafat UGM berada di salah satu ruangan di Gedung Pusat UGM. Kalau saudara saudari pernah nonton film “Cintaku di Kampus Biru”, ada ruangan perkuliahan yang ditampilkan, itulah Gedung Pusat UGM. Konon, gedung ini diarsiteki oleh Sukarno. Dulu di halamannya ada pohon cemara berjumlah tujuh, entah sekarang. Di ruang Fakultus Filsafat itulah bersarang mahasiswa-mahasiswa generasi Arjuna. Mereka rata-rata berasal dari kelas menengah. Awalnya berpakaian perlente, tapi karena sumpek dengan kondisi sosial kampus, mereka berubah hidup bohemian. Mungkin terinspirasi gerakan hippies di Amrik, mereka memilih hidup menggelandang. Pakaian mereka yang awalnya bagus-bagus, dibiarkan jadi lusuh dan kucel, tak pernah diganti selama berbulan-bulan. Celana jean dibiarkan robek-robek. Mereka tak pernah mandi. Tubuh dibiarkan penuh panu. Rambut gondrong, mata merah kurang tidur. Siang malam dihabiskan untuk mabuk-mabukan. Jarang masuk kuliah. Kalaupun masuk kuliah memakai pakaian yang aneh-aneh: pakai sarung, wajah lusuh belum terbilas air, kaos oblong, dan rambut gimbal.
Lihat Selengkapnya