Akhir-akhir ini saya nyaris berkesimpulan bahwa makna hidup tak mungkin didapat dari proses abstraksi-abstraksi pemikiran dan permenungan filosofis berjarak. Melainkan ia bisa digengam hanya dari proses mengalami secara intim-subyektif pengalaman-pengalaman kehidupan. Sederhananya untuk dapat merengkuh makna hidup, orang, saya anjurkan untuk menjadi pecinta daripada menjadi filsuf. Kalaupun "makna hidup"--katakanlah begitu--bisa ditangkap dari permenungan berjarak para filsuf, makna tersebut saya kira kok bersifat obyektif, jauh, dan dingin, alias tak membantu banyak hal atas keputusan spesifik dari ribuan gejala dan pengalaman yang kita hanyati secara spesifik.
Lihat Selengkapnya