Senin, 29 Juli 2013

Kumpulan Cerpen "Menulis Tubuh"

Adalah kesalahan besar untuk menganggap proses penciptaan cerita pendek lebih mudah daripada novel. Jika kita sepakat pada Susan Hill “Short story is an unforgiving form”, maka kita harus setuju bahwa cerita pendek menyediakan ruang yang sangat sempit untuk sebuah ledakan yang dahsyat. Seperti itulah yang tersaji, antara lain, penuturan kelam dalam Menyusu Ayah (Djenar Maesa Ayu), Ken yang Jahat tapi Baik (Lily Yulianti Farid), Bapakku (Uli Siregar) atau kisah simbolik Perahu Kayu (Novita Ardiawati) yang masing-masing memberi kejutan sekaligus kepiluan. Karya lain memberikan riak yang juga menggerakkan dan mengikat; yang membuat pembaca setidaknya berpikir dan merenung. Sekumpulan cerita inilah yang wajib kita dengar karena sang tubuh berniat memilih hidupnya sendiri - Leila S. Chudori, Penulis dan Wartawan
Baca Selanjutnya
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Cobalah Tengok

Dartar Isi