Tampilkan postingan dengan label Hilmar Farid. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hilmar Farid. Tampilkan semua postingan

Jumat, 25 Maret 2016

Masalah Kelas dalam Ilmu Sosial Indonesia

Setiap orang yang ingin menulis tentang masalah kelas di Indonesia tentu akan segera menyadari betapa langkanya literatur mengenai topik tersebut. Kelangkaan itu begitu hebat sehingga seorang mahasiswa undergraduate yang baru mulai belajar tentang Indonesia pun dengan mudah dapat menyorotinya (Levine 1969). Ia menilai para sarjana di zaman itu hanya sibuk dengan perkembangan politik harian di parlemen, partai politik dan birokrasi pemerintah. Buruh, petani, pengangguran, kelas menengah perkotaan dan pedagang atau tuan tanah kecil hanya sesekali tampil dalam tulisan mereka sebagai ‘massa’. Walau hanya berbicara tentang dunia akademik di Amerika dan Australia, kritik itu jelas berlaku untuk ilmu sosial di Indonesia sendiri. Beberapa tahun kemudian Benedict Anderson – seorang sarjana terkemuka dalam studi Indonesia – sambil lalu mengatakan bahwa ada beberapa karya “yang menunjukkan bahwa seruan Levine (untuk memperhatikan kelas) tidak sepenuhnya diabaikan (Anderson 1982: 89). Tidak jelas karya dan penulis mana yang dimaksud, tapi pencarian sederhana dalam database elektronik atau katalog perpustakaan saya kira membuktikan bahwa tak seorang pun yang dibayangkan Anderson dalam komentar pendek itu adalah ilmuwan Indonesia. Baca Selanjutnya

Pergerakan dengan Wajah Baru

DIMULAI dengan tanggapan terhadap historiografi ortodoks, penulis buku ini menguraikan pandangan yang amat tajam dan kritis terhadap sejarah politik Indonesia pada awal abad XX. Historiografi ortodoks dilihatnya sebagai satu cara pandang yang antara lain bersumber pada karya trilogi J.Th. Petrus Blumberger. Karya trilogi yang membagi pergerakan di Hindia menjadi tiga golongan besar, memang sering digunakan untuk membicarakan pergerakan di Hindia. Sejak Indonesia memperoleh kemerdekaan, pemikiran ini dikawinkan dengan perspektif Indonesiasentris, yang pertama kali dicetuskan oleh Muhammad Yamin. Hasil yang dicapai adalah munculnya klasifikasi berdasarkan ideologi dan organisasi yaitu golongan Islam, nasionalis, dan komunis. Baik tokoh-tokoh maupun organisasi pergerakan kemudian dipaksa untuk masuk dalam salah satu golongan tertentu untuk diperhatikan arti pentingnya dalam sejarah. Baca Selanjutnya
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Cobalah Tengok

Dartar Isi