Tampilkan postingan dengan label Arman Dhani. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Arman Dhani. Tampilkan semua postingan

Rabu, 23 Desember 2015

Selamat Hari Ibu, Mama-Mama Papua

Solidaritas terhadap penderitaan kaum ibu semestinya menjadi tonggak penting kesadaran sosial. Di Papua, Mama-Mama adalah kelompok yang paling menderita. Mereka adalah yang paling merasakan kehilangan. Dalam tragedi pembantaian Paniai, misalnya, mereka yang mati adalah anak-anak usia sekolah. Belum lagi kasus kematian balita yang terjadi belakangan ini. Lebih dari 40 kasus kematian misterius terjadi dan tentu Mama-Mama Papua inilah yang paling menderita. Lihat Selengkapnya

Sabtu, 28 November 2015

Kenapa Selalu Menyalahkan Perempuan?

Keberpihakan, bagi saya, adalah perkara bagaimana hati nurani dan akal sehat bersetia. Anda boleh pintar setinggi langit dan cerdas luar biasa. Tapi jika Anda berdusta dan berkhianat pada hati nurani, maka segala ilmu yang Anda miliki boleh jadi tak lebih baik dari seonggok tinja di kakus. Toh tinja punya manfaat, tapi tidak hati yang dengki. Lihat Selengkapnya

Sabtu, 14 November 2015

Belajar Dari Tragedi Paris

Perdebatan macam ini melelahkan. Saya selalu percaya Islam adalah sebuah ajaran yang multi tafsir. Ia tidak monolit, ada berbagai mazhab yang bisa kita gunakan untuk membaca ajaran agama ini. Seperti juga Idiologi, Islam juga bisa jadi damai atau kejam tergantung kepada siapa yang menerjemahkan ajaran itu. Bagasi kepala tiap-tiap manusia tentu berbeda, saya sebagai umat Islam mengakui itu, pertanyaannya kemudian bagaimana dengan yang lain? Lihat Selengkapnya

Jumat, 06 November 2015

Surat Edaran Kapolri: Antara Ujaran Kebencian dan Kritik

Rusdhie juga salah satu sosok yang membela keberadaan Charlie Hebdo, majalah satir yang terang-terangan menghina banyak agama dan keyakinan. Rusdhie sebenarnya tengah menikmati iklim kebebasan berpendapat seraya melakukan serangan kebencian kepada Islam. Ia, bagi saya, seperti benalu, menyamarkan kritik dengan kebencian dan menikmati kebebasan berpendapat sebagai kebebasan memaki. Belakangan kita dihadapkan pada pilihan, apakah kebebasan berpendapat memiliki batasan? Baca Selanjutnya

Jumat, 30 Oktober 2015

Dari Aida Hadzialic hingga Grace Natalie

Bagi saya, terpilihnya Aida sebagai menteri termuda di Swedia tidaklah istimewa. Mengingat Swedia mengadopsi sistem politik meritokrasi yang memberikan penghargaan kepada mereka yang bekerja keras, memiliki kemampuan dan dalam proses politiknya transparan. Maka, jika ada seorang yang memiliki kapasitas yang baik, terlepas status identitas dan jenis kelaminnya, ia akan diberi kesempatan secara luas. Lihat Selengkapnya

Selasa, 27 Oktober 2015

Dari Frankfurt Hingga Ke Ubud

Ubud Writers Festival kembali menjadi perhatian. Bukan, bukan karena pada akhirnya festival itu punya manfaat buat kazanah sastra dan dunia baca Indonesia, tapi karena penyelenggara acara itu membatalkan satu sesi acaranya karena alasan keamanan. Sesi yang dimaksud adalah kegiatan buku yang berkaitan dengan peristiwa 65. Tiga program itu secara spesifik adalah diskusi panel terkait rekonsiliasi dan pemulihan, pemutaran film The Look of Silence karya Joshua Oppenheimer dan pameran serta peluncuran buku The Act of Living. Lihat Selengkapnya

Kamis, 15 Oktober 2015

13 Tahun Bom Bali

Bagaimana seharusnya kita menghadapi tragedi? Apakah dengan menyimpan dendam? Menyimpan kemarahan? Atau bahkan menunjukan kebencian? Pada Bali saya belajar untuk menghadapi tragedi. 12 Oktober 2002 Bali diguncang bom besar. Tidak hanya gedung, manusia, dan ekonomi yang hancur, tapi juga perasaan tiap-tiap manusia yang tinggal di sana. Lihat Selengkapnya

Senin, 12 Oktober 2015

Meragukan Hukuman Mati

Apakah hukuman mati memberikan keadilan atau cara hukum pura-pura menjadi Tuhan?
Beberapa waktu yang lalu dunia menyaksikan dengan muram enam nyawa manusia berakhir oleh hukuman mati di Indonesia. Peristiwa itu menjadi simbol bahwa pemerintah telah bekerja. Meskipun suguhan itu bisa sungguh mengerikan jika di dunia paling nyata, publik tahu, banyak penjahat kemanusiaan tak tersentuh hukum. Lihat Selengkapnya

Selasa, 08 September 2015

Mengenang Munir

Bagaimana seorang pahlawan mesti dikenang? Saya tak pernah suka pada konsep pahlawan. Pahlawan cenderung membentuk imaji sesosok manusia yang superior, seringkali egois, dan kadang melahirkan jarak. Mereka adalah manusia pilihan yang menolak bekerja secara komunal. Lebih sering bekerja sendiri karena menilai tak ada manusia lain yang setara dan bisa bekerja sebaik dirinya. Lihat Selengkapnya

Kamis, 30 Juli 2015

Riset Sawit Mengenang Jopi

Investasi perkebunan sawit skala besar yang mulai digalakkan pemerintah pada 1980-an kini menunjukkan wajahnya yang buruk. Dengan pendekatan pembangunan, infrastruktur kebijakan yang disiapkan telah membuat industri ini demikian besar. Namun, akibatnya terjadi banyak masalah yang lahir dari industri yang kenyataannya merusak ekosistem dan lingkungan. Tak hanya itu. Industri ini juga membuat masyarakat adat terpinggirkan. Berdasarkan riset Sawit Watch, sejak Januari hingga April 2015, terdapat 776 komunitas masyarakat berkonflik dengan perusahaan perkebunan. Lihat Selengkapnya

Rabu, 29 Juli 2015

Bocornya Kawat Diplomatik Saudi

Wikileaks kembali membuat heboh publik di internet setelah merilis kawat diplomasi yang berkaitan dengan isu-isu sektarian. Indonesia dan Suriah masuk dalam bagian dari 600 ribu dokumen diplomatik yang dirilis Wikileaks. Nama-nama besar politisi Timur Tengah juga masuk dalam jajaran pemberitaan New York Times. Seperti permohonan bantuan Mohammed Mursi sebelum menjadi presiden Mesir. Mursi meminta dipermudah pengurusan visa agar keluarganya bisa umrah. Beberapa dokumen juga menunjukkan upaya Arab Saudi membentuk pemberitaan media di dalam dan luar negeri. Salah satunya adalah desakan pemerintah terhadap penyedia layanan televisi satelit untuk memblokir tayangan dari Iran. Lihat Selengkapnya

Jumat, 24 Juli 2015

Cinta Berbeda Mazhab

Cinta yang kandas barangkali masih menjadi tema paling penting bagi banyak penulis. Penyebab kandasnya percintaan itu bisa apa saja, dari beda agama, beda kasta, hingga dilarang oleh keluarga yang berujung kematian seperti Romeo dan Juliet. Bagaimana jika pasangan itu seagama tapi dengan latar belakang aliran berbeda? Inilah yang coba ditawarkan Kambing dan Hujan. Novel ini menuturkan kisah percintaan dua remaja dengan latar Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Novel karya Mahfud Ikhwan ini menjadi juara pertama sayembara novel Dewan Kesenian Jakarta 2014. “Novel ini sudah satu tahun di penerbitan, tapi ternyata tidak terbit,” ujar sang penulis. Namun, penerbit Bentang memilih keputusan brilian menunda penerbitan ini. Dalam kondisi bangsa yang tengah diributkan masalah Islam Nusantara dan sejenisnya, novel ini hadir seolah menjadi penengah yang baik. Sebuah usaha untuk memberikan perspektif berbeda kepada para pemeluk agama Islam untuk menerima perbedaan. Baca Selanjutnya

Sabtu, 18 Juli 2015

Banjir Manusia Saat Mudik

Mudik adalah peristiwa kultural yang menjadi tradisi tiap menjelang Lebaran. Jutaan orang yang bekerja di kota-kota besar berjuang untuk pulang ke kampung halaman. Dari tahun ke tahun jumlah manusia yang berpindah ini terus bertambah. Jika dahulu angkutan umum seperti bus, kereta api, kapal laut, dan pesawat udara menjadi pilihan utama, kini kendaraan pribadi menjadi moda transportasi utama saat mudik. Sayangnya, kendaraan pribadi yang kebanyakan adalah motor kerap menimbulkan masalah. Dari tahun ke tahun angka kematian akibat kecelakaan di jalanan menunjukkan statistik yang mengerikan. Data Operasi Ketupat 2014 Polri mencatat jumlah kecelakaan lalu lintas dalam arus mudik dan arus balik Lebaran 2014 yang mencapai 3.057 kasus. Lihat Selengkapnya

Rabu, 10 Juni 2015

Catatan Harian Sopir Truk di Perth

Iqbal Aji Daryono adalah seorang seleb di jaringan media sosial Facebook. Banyak status yang diunggahnya melahirkan kontroversi. Entah dalam bidang agama, sosial, politik, atau yang sekadar remeh temeh. Tapi tak banyak yang tahu jika Iqbal juga seorang esais yang kuat. Ia menulis di beberapa media online, seperti Rappler dan Mojok.co. Meski demikian, karya terbarunya, Out of The Truck Box, menyajikan pengalamannya sebagai pengemudi truk di Australia. Iqbal seorang ayah dan suami. Seorang yang menyayangi keluarganya. Maka, ketika istrinya yang dosen mendapatkan kesempatan kuliah di Australia, Iqbal ikut serta. Dia meninggalkan segala kenyamanan di Yogyakarta, kota asalnya. Lihat Selengkapnya
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Cobalah Tengok

Dartar Isi