Sabtu, 31 Januari 2015

Jumat, 30 Januari 2015

Selasa, 27 Januari 2015

Kamis, 22 Januari 2015

Rabu, 14 Januari 2015

Dekonstruksi Tak Pernah Cukup

Ketika Rama tak lebih dari mesin kekuasaan yang dingin, dan Shinta tengah dirongrong oleh cinta dan kebenaran yang baru, Rahwana adalah lelaki dengan satu cinta di dada dan sepuluh suara di kepala. Untuk yang ingin menemukan kisah Ramayana yang tidak hanya dijungkirbalikkan, tapi juga diradikalisasi. Baca Lebih Lengkap

Selasa, 13 Januari 2015

Dunia Buku Alberto Manguel

Mencintai buku dengan integritas dan obsesio.

Alberto Manguel adalah penulis, penerjemah, novelis, dan murid penulis masyhur Jose Luis Borges. Sebagai penulis, ia berdedikasi dalam mengembangkan semangat literasi. Baca Selanjutnya

Apa Sih Budaya Indonesia Itu?

Orang sering menggembar-gemborkan untuk mencintai budaya Indonesia. Nyatanya tidak ada yang benar-benar tahu apa itu budaya Indonesia. Ketua Umum Kultura Indonesia Star Society, Steffi Stefani Sianipar, sempat melakukan riset kecil-kecilan terhadap 100 anak muda di Indonesia. Hasilnya: tingkat kecintaan anak muda terhadap budaya Indonesia sangat tinggi, mencapai angka 90 persen. Namun saat ditanya soal aksi nyata untuk budaya Indonesia, hanya 20 persen yang sudah bertindak nyata. Baca Lebih Lengkap

Kata Pemilik TV Soal Frekuensi

Frekuensi publik semestinya tidak digunakan untuk kepentingan pemiliknya. "Lho, kami sudah sewa frekuensi. Ini seperti hak guna sebuah mal. Pemiliknya bisa melakukan segala macam di situ," kata Aburizal Bakrie. Baca Lebih Lengkap

Di Bawah Selimut Kedamaian Palsu Televisi dan Media Sosial

Apa sebenarnya kepentingan kapital itu? Kepentingan kapital adalah pemanfaatan buta kekuatan sosial hanya untuk meraih pundi rupiah (mungkin juga dolar?), lantas secara terselubung memanfaatkan manusia-manusia lain sebagai kerbau untuk dikeruk waktu, uang dan pikirannya. Ini tidak salah, toh bukan dosa jika Freeport menggali emas kita di Papua dengan mengorbankan warga sekitar, bukan dosa juga jika kemudian suku anak dalam diusir oleh perusahaan sawit untuk perluasan lahan, dan bukan masalah juga bila televisi kita dikooptasi oleh para taipan dungu yang berambisi jadi penguasa. Ini masalah bisnis, tak ada yang personal. Baca Selanjutnya

Selera Siapa yang Membentuk dan Dibentuk?

Dalam hubungannya dengan media, selera siapa yang membentuk dan dibentuk? Siapa yang mempunyai alat, kekuasaan, serta motif besar untuk melakukan pembentukan selera secara massal, rutin, dan berkelanjutan? Media massa! Medialah yang membentuk selera tersebut. Menyitir wartawan Farid Gaban, media bekerja berdasarkan supply-driven, bukan demand-driven. Masyarakat tak akan protes kalau tak ada kekerasan atau pelecehan terhadap perempuan di TV, misalnya, tapi kenapa dua hal tersebut terus saja ada di TV? Baca Lebih Lengkap

Perempuan Lebih Menyukai iPhone

Penelitian terbaru dari GlobalWebIndex menemukan bahwa perempuan lebih mungkin untuk memiliki iPhone dibandingkan laki-laki, sedangkan laki-laki merupakan pelanggan utama produsen smartphone China Huawei.

Sistem operasi smartphone Apple iOS juga digunakan oleh sebanyak 16 persen orang dewasa yang memiliki akses internet, sedangkan Google Android 54 persen. Penelitian tersebut mengungkapkan fakta bahwa sistem opearsi iOS dipakai 18 persen perempuan dan 17 persen laki-laki. Ini artinya perempuan lebih banyak menggunakan iPhone dibandingkan laki-laki.

Apple menikmati keterlibatan yang tinggi di pasar mapan seperti Amerika Serikat, Australia, Jepang dan Kanada, namun memiliki tingkat keterlibatan lebih rendah di negara-negara lain termasuk Argentina, Polandia dan India. Laporan ini menemukan bahwa penggunaan iOS meningkat sejalan dengan meningkatnya pendapatan dan Apple lebih kuat di kalangan konsumen berpenghasilan tinggi dibandingkan dengan Android.

Android lebih banyak digunakan daripada iOS di seluruh 32 wilayah penelitian yang diklaim GlobalWebIndex meliputi sekitar 90 persen dari pengguna internet global. Hampir 70 persen dari pengguna di Cina dan Korea Selatan menggunakan Android.

Wanita lebih mungkin dibandingkan pria untuk men-download aplikasi foto, media sosial dan pesan. Aplikasi olahraga dan aplikasi bisnis memiliki probabilitas yang lebih tinggi untuk di-download oleh laki-laki. Penelitian terpisah dari Kantar Worldpanel Comtech yang dilakukan tahun lalu menemukan bahwa laki-laki berusia antara 16-24 tahun merupakan konsumen yang paling mungkin untuk bersegera membeli iPhone 6 yang baru saja dirilis. (Internet Sehat)

Senin, 12 Januari 2015

Bot Kalahkan Manusia di Web

Semua orang mengetahui cerita bagaimana world wide web membuat internet dapat diakses oleh semua orang, tetapi ada cerita yang kurang dikenal dari evolusi internet, yaitu bagaimana kode otomatis alias bot datang diam-diam dan mengambil alih internet. Lihat Selengkapnya

"Capital Violence"

Tarli Nugroho - Mobile Uploads | Facebook

Sabtu, 10 Januari 2015

Kuliah tentang Protap

Saya menyimak, Nusyirwan Hamzah. Silakan beri saya kuliah tentang protap.

Spammer Mengubah Taktik Pengiriman Malware

Penyerang yang berada di balik kampanye spam berbahaya telah mengubah taktik mereka dalam beberapa bulan terakhir dan semakin berusaha untuk menginfeksi korban dengan memikat mereka untuk mengklik link daripada mengirim mereka lampiran email yang berbahaya. Penyerang terpaksa menggunakan tautan dalam upaya untuk menghindari pindaian dari produk keamanan yang memindai lampiran surel berbahaya. Lihat Selengkapnya

"Jonan Principle"

Tarli Nugroho - Pasar hanya melayani mereka yang sanggup... | Facebook

Jumat, 09 Januari 2015

Apa Kata Orangtua tentang Televisi?

Selama ini televisi hanya mengukur kesuksesan sebuah tayangan dari jumlah penontonnya (rating) dan bukan dari dampaknya kepada publik. Anak adalah salah satu kelompok publik yang rentan terhadap pengaruh televisi. Lihat Selengkapnya

Apa Kabar Program Diversifikasi Energi?

Pemerintah pernah berencana melakukan diversifikasi energi lantaran menyusul cadangan minyak nasional yang semakin terkikis. Namun, upaya tersebut masih teramat sulit terwujud. Sebab, pemerintah tak pernah menunjukkan keseriusannya untuk menggarap potensi sumber energi lainnya yang dimiliki tanah air.

Direktur Gas Pertamina, Hari Karyuliarto, mengatakan pemerintah menugaskan Pertamina untuk membangun infrastruktur Stasiun Pengisian Bahan bakar Gas pada 2012, dengan menganggarkan dana sebesar Rp3,5 triliun, namun nyatanya hal itu juga tak berjalan mulus. Bahkan proyek tersebut hingga kini masih jalan di tempat.

“Dengan lambatnya pembangunan infrastruktur gas, pada akhirnya hanya melanggengkan impor minyak. Akibatnya, konsumsi masyarakat terhadap minyak semakin hari kian meningkat,” katanya.

Direktur International Center for Applied Finance and Economics, Iman Sugema, mengatakan sampai saat ini pemerintah kurang serius dalam pengelolaan tata kelola energi. Itu terlihat dari masih banyaknya masyarakat Indonesia yang bergantung dengan bahan bakar minyak. Padahal, Indonesia memiliki energi selain minyak yang cukup besar.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat, sekitar 95 persen kebutuhan energi nasional kini dipasok dari energi fosil terutama minyak. Pada tahun 2011 misalnya, Indonesia memproduksi minyak sebesar 329 juta barel, lalu mengimpor minyak mentah sebesar 99 juta barel dan Bahan Bakar Minyak sebesar 182 juta barel dan mengonsumsi sebanyak 479 juta barel.

Adapun cadangan terbukti minyak Indonesia hanya tinggal 11 tahun. Jumlah tersebut hanya 0,2 persen dari cadangan terbukti minyak dunia saat ini. Angka itu didapat dari hasil produksi minyak nasional yang telah dibagi dengan konsumsi.

Iman mengatakan, masih besarnya konsumsi minyak dalam negeri, menjadikan efisiensi terhadap perekonomian nasional masih rendah. Sebab, minyak yang dikonsumsi masyarakat Indonesia lebih banyak dipasok dari impor. Karenanya, biaya yang dikeluarkan pemerintah amat mahal yakni bisa mencapai US$ 61juta tiap tahunnya, bahkan kerap meningkat.

Selain persoalan efisiensi anggaran belanja pemerintah, kata Iman, ketergantungan penggunaan bahan bakar minyak demikian halnya akan berdampak terhadap daya saing Indonesia dengan negara-negara lain. Hal itu terlihat dari neraca perdagangan Indonesia yang terus turun akibat impor bahan bakar minyak yang terlampau tinggi. Baca Lebih Lengkap

Kamis, 08 Januari 2015

Lebih 700 Juta Orang Hindari Intaian NSA

Survei internasional terhadap keamanan dan kepercayaan internet beberapa waktu yang lalu yang meliputi 23.376 pengguna internet di 24 negara termasuk Australia, Brasil, Kanada, Cina, Mesir, Perancis, Jerman, Inggris, Hong Kong, India, Indonesia, Italia, Jepang , Kenya, Meksiko, Nigeria, Pakistan, Polandia, Afrika Selatan, Korea Selatan, Swedia, Tunisia, Turki dan Amerika Serikat menemukan bahwa 60% dari pengguna internet telah mendengar tentang Edward Snowden dan hanya 39% dari mereka mengambil langkah-langkah untuk melindungi privasi dan keamanan online mereka sebagai akibat dari apa yang dibocorkan oleh Edward Snowden tersebut. Lihat Selengkapnya

Mengutuk Pembantaian

Saya tentu saja amat mengutuk pembantaian jurnalis di Paris.

Infrastruktur

Pencabutan aneka ragam subsidi (dari BBM hingga pertanian) bertujuan agar pemerintah punya cukup dana

Ada Indikasi Liberalisasi Elpiji

Penaikan elpiji 12 kilogram terjadi dalam kurun waktu dua bulan oleh Pertamina. Harga elpiji itu disebut sudah mengacu pada harga keekonomian sehingga Pertamina tidak akan mengalami kerugian.

Sementara itu, pada 1 Januari Pertamina melakukan penurunan harga premium dari Rp8.500 menjadi Rp7.600. Penyesuaian harga tersebut terkait penurunan minyak dunia.

Namun penurunan harga premium sekaligus mencabut subsidi bahan bakar minyak (BBM). Pencabutan subsidi itu menunjukkan semakin sempurnanya liberalisasi tata kelola dan tata niaga di Indonesia.

"Indikasi liberalisasi elpiji itu ada. Ini kan aneh," kata pengamat energi, Iwa Garniawa, di Jakarta, hari ini.

Menurut Iwa, bahkan negara liberal seperti Amerika Serikat pun tak mampu melakukan liberalisasi di sektor energi.

Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara seharusnya melayani kepentingan rakyat, bukan kepentingan korporasi asing. Hal itu sesuai dengan pasal 33 UUD 1945 yang menyebut bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

"Dengan kondisi seperti ini sebenarnya Pertamina itu perusahaan siapa? Fungsinya untuk apa kalau semuanya diserahkan kepada pasar?" kata Iwa. "Ingat Pertamina bukan perusahaan swasta jadi rugi untuk kepentingan rakyat tak masalah."

Karena kewajiban pemerintah terhadap pengelolaan energi dibebankan kepada Pertamina, sedangkan Pertamina membebankan kepada rakyat, rtinya pemerintah tidak mau bekerja.

Seharusnya pemerintah menyediakan energi dengan harga terjangkau kepada rakyat. Jika energi ada tapi harga mahal berarti keberpihakan pemerintah kepada rakyat patut diragukan.

Saat ini elpiji menjadi kebutuhan energi orang Indonesia, baik orang mampu maupun miskin. Bahkan penggunaan elpiji 12 kilogram terdiri dari dua kelas; menengah ke atas dan menengah ke bawah. Dengan demikian mereka yang dulunya menggunakan 12 kg akan beralih ke elpiji 3 kg.

"Pasti terjadi perpindahan besar-besaran dari 12 kg ke 3 kg," kata Iwa. Baca Lebih Lengkap

Rabu, 07 Januari 2015

Partai

Di sebuah sesi kuliah... Aku:... - Abdul Gaffar Karim | Facebook

GCHQ Inggris Ikut Memburu Pedofil Online

Kasus pedofil online terus membuat risau banyak pihak. Tidak hanya orang tua, pemerintah, organisasi nonpemerintah, perusahaan teknologi dan bahkan lembaga mata-mata Inggris, GCHQ. Inggris sejauh ini merupakan negara yang sangat kuat dalam upaya menangkap para pedofil online yang memangsa anak-anak. Baru-baru ini sebuah unit spesialis didirikan oleh pemerintah Inggris untuk memburu pedofil yang menggunakan bagian tersembunyi dari internet yang dikenal sebagai dark net untuk berbagi pornografi anak. Lihat Selengkapnya

Selasa, 06 Januari 2015

Membangkang

Kuulurkan uang lima ribuan pada bapak-bapak tukang parkir bercelana cingkrang di depan resto Duta Minang Jalan Kaliurang, Jogja. Ia menerima uang itu, lalu menyodorkan kembalian dua ribu sambil berkata mantap, "Sekarang jadi tiga ribu, Mas. Tarif baru." Lihat Selengkapnya

Jumat, 02 Januari 2015

Kalimat Lengkap

Bahkan majalah sekelas Tempo pun terjangkit penyakit yang banyak melanda penulis zaman sekarang, yakni ketidakmampuan membuat kalimat yang lengkap. Lihat kalimat-kalimat tanpa subjek setelah "... mengunjungi Hollywood". (Tempo, 4 Jan 2015, h. 45)

Aktivitas Gunungapi

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Cobalah Tengok

Dartar Isi