Jumat, 31 Oktober 2014

Demokrasiku, Demokrasimu

Ketika pemungutan suara merugikanmu, kau bilang itu bukan demokrasi kita. Ketika musyawarah merugikanmu, kau bilang pilar demokrasi adalah pemungutan suara. Ketika penguasa terdahulu menguasai parlemen, kau bilang itu melemahkan kontrol parlemen. Ketika kekuasaan kini di tanganmu, ingin kau kontrol pula parlemen. Ah, kau ini bagaimana? Lihat Selengkapnya

DPR RI "Perjuangan"

Sebenarnya munculnya DPR RI "Perjuangan" tidak perlu terjadi jika para politisi di Koalisi Indonesia Hebat (KIH) mau meluaskan perspektifnya. Setelah semua kursi pimpinan dan alat kelengkapan dewan disapu bersih oleh Koalisi Merah Putih (KMP), bukankah KIH masih bisa menguasai dan membagi habis semua meja yang ada di Senayan?! Lihat Selengkapnya

Kamis, 30 Oktober 2014

Ekonomi Biru

"Ekonomi biru" tidak sekadar ekonomi bahari. Blue economy is the new green. Ekonomi yang diilhami oleh bagaimana alam, planet kita, bekerja. [Bumi adalah Planet Biru]. Lihat Selengkapnya

Sekolah

Susi Pudjiati tak sendiri. Beberapa tahun lalu, seorang anak SMP memutuskan berhenti sekolah karena muak pada sistem yang "Merampok kebahagiaanku....keberadaan guru penghancur mental... guru yang merendahkan martabat murid di depan umum." Dia menulis buku: Dunia Tanpa Sekolah.

Rabu, 29 Oktober 2014

Sofjan

Pada awal 1998, dalam sebuah acara buka puasa bersama yang dihadiri oleh ribuan orang, Prabowo Subianto berceramah mengenai krisis ekonomi yang sedang melanda Indonesia. Dalam ceramahnya, ia menyesalkan sikap sejumlah konglomerat dari golongan Tionghoa yang telah melarikan modalnya ke luar negeri (capital flight). Mereka tumbuh dan menjadi besar dengan fasilitas negara, namun ketika negara tertimpa krisis, mereka malah melarikan duitnya ke Singapura. Nama yang disebut Prabowo di antaranya adalah Sofjan Wanandi. Baca Lebih Lengkap

Tapal Batas

Setiap kali berziarah dia akan memilih berdoa di pusara paling pojok dengan sebuah batu besar dan tanah yang masih merah. Dia tak pernah mempersoalkan pusara siapa yang didoakannya. Dengan begitu dia bisa menemukan kekhusyukan tanpa disibukkan oleh ingatan-ingatan mengenai siapa yang dikubur. Setiap kali menatap pusara itu dia akan dikepung pertanyaan, manakah yang bisa menjelaskan makna pusara: kuburan atas sesuatu yang pernah hidup, atau batas dimana sebuah kehidupan lain sebenarnya baru saja dimulai? Baca Lebih Lengkap

Selasa, 28 Oktober 2014

Márquez (1927-2014)

Saya pertama kali membaca “One Hundred Years of Solitude” dengan banyak mengernyitkan dahi. Ini novel yang mengguncang, bertenaga, dan rumit. Kerumitan yang bikin frustrasi adalah untuk membedakan nama-nama enam generasi keluarga José Arcadio Buendia yang mirip satu sama lain. Nama-nama itu akan membuat pening setelah Anda melewati seratus lima puluh halaman pertama. Coba bayangkan, José Arcadio Buendia punya tiga anak, Aureliano Buendia, José Arcadio dan Amaranta. Aureliano Buendia punya anak, salah satunya Aureliano José. José Arcadio punya anak, namanya Arcadio. Arcadio, cucu José Arcadio Buendia, punya tiga anak, yaitu Remedios, Aureliano Segundo, dan José Arcadio Segundo. Aureliano Segundo, anak kedua Arcadio, punya tiga anak, yaitu Renata Remedios, José Arcadio, dan Amaranta Ursula. Bayangkan, semakin jauh membaca, agar tak kehilangan jejak soal posisi generasional kita harus selalu kembali ke halaman pertama yang berisi silsilah keluarga José Arcadio Buendia, karena semakin banyak nama yang muncul secara bersamaan. Itulah karya Gabriel Garcí­a Márquez yang pertama saya baca. Dan itu adalah novel yang sangat memikat. Baca Lebih Lengkap

Surat untuk Nun

Sudah seminggu aku menghabiskan pucuk malam di kedai ini. Kedai dengan dinding krem dan lampu-lampu sendu dalam kotak anyaman bambu. Di tempat ini, aku seperti memiliki diriku sendiri. Tak ada buku yang minta disentuh, tempelan memo yang mengingatkan pada pekerjaan, atau koran-koran dengan kepala berita memuakkan yang minta diperhatikan, seperti kalau aku ada di rumah. Aku bisa duduk di kedai ini berjam-jam. Tiga potong puisi yang kutulis untukmu beberapa hari ini lahir di sini, di kursi pojok dekat pot berisi palem kuning yang menjulang. Kita pernah bercakap di pojokan itu. Entahlah. Mungkin kamu tak mengingatnya lagi. Itu sudah lama sekali. Baca Lebih Lengkap

Senin, 27 Oktober 2014

28% Orang Amerika Mengaku sebagai Troll

Perilaku berbahaya di internet cukup banyak. Salah satunya adalah Troll. Troll adalah orang yang mengatakan hal-hal yang sengaja untuk menyinggung atau membuat marah orang lain. Baca Lebih Lengkap

Pasien Lebih Patuh pada Nasihat Dokter Wanita

Apa yang menjadi pertimbangan Anda dalam memilih dokter? Jawabannya bisa saja pengalaman, keahlian, atau jenis kelamin si dokter. Ya, nyatanya jenis kelamin pun memengaruhi hubungan dokter dan pasien lho, kok bisa? Baca Lebih Lengkap

Dunia Terancam Plastik

Pemakaian plastik terus meningkat. Berbahaya bagi alam dan makhluk hidup. Saatnya mengurangi ketergantungan pada plastik. Amerika Serikat, medio 1907. Ilmuwan Dr Leo Baekeland menemukan Bakelite. Ini adalah resin sintetik yang mengawali industri plastik modern. Berkat penemuan itu industri melesat lebih maju. Baca Lebih Lengkap

Lima Pekerjaan Rumah untuk Menteri Koperasi

Pengamat perkoperasian Teguh Boediyana menilai Menteri Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga mempunyai lima pekerjaan rumah paling mendesak untuk dilakukan. Baca Lebih Lengkap

Korupsi, Keluarga, dan Nilai Sosial Kita

MIRIS melihat sendi-sendi moral yang terkoyak di negeri ini sudah masuk dalam kehidupan keluarga. Keterlibatan tiga pasangan suami-istri (Romi Herton-Masyito, Nazaruddin-Neneng Sri Wahyuni, Ade Swara-Nurlatifah) dan satu keluarga yang melibatkan ayah dan anak (Zulkarnaen Djabar-Dendy Prasetya) menunjukkan masyarakat kita sedang ”sakit”. Baca Lebih Lengkap

Tantangan Peran Politik Perempuan

Tujuan perempuan dilahirkan ke dunia seakan-akan hanyalah untuk menikah dan merawat keluarga. Pandangan ini mengakibatkan hampir semua perempuan dipojokkan ke dalam urusan-urusan reproduksi dan domestik seperti menjaga rumah dan mengasuh anak. Baca Lebih Lengkap

Minggu, 26 Oktober 2014

Dubai Hadiahkan Emas bagi Pengguna Transportasi Publik

Otoritas transportasi di Dubai menawarkan kesempatan untuk mendapatkan emas bagi orang yang pindah dari menggunakan kendaraan pribadi ke angkutan umum. Mereka membagikan 4 kilogram emas sebagai bagian dari perayaan Hari Transportasi Publik pada 1 November mendatang. Baca Lebih Lengkap

Islam: Periode Mekkah dan Madinah

1. Periode Mekkah: Sebuah Pijakan Awal

Dalam sebuah tabligh akbar, penceramah berkata pada para jama'ah: "Bangsa Arab adalah bangsa yang tidak bermoral, bejat, munafik, licik dan bukan hanya sering terjadi pembunuhan terhadap klan lain dan biasanya berlanjut dengan peperangan, mereka juga tidak ragu-ragu membunuh anak perempuan mereka. Pada bangsa yang a moral dan a susila seperti inilah Tuhan menurunkan Nabi Muhammad SAW. Walhasil, Nabi diutus kepada bangsa Arab karena kejahiliyahan bangsa tersebut dan tugas Nabi-lah untuk menyempurnakan akhlak mereka." Baca Lebih Lengkap

Sabtu, 25 Oktober 2014

Nyanyian Sukinah

Apakah yang akan dipikirkan Kartini ketika ia melihat para perempuan Rembang melakukan protes mempertahankan tanah pertaniannya yang direbut oleh penguasa? Baca Lebih Lengkap

Humanisme Unilever

Syndrome bangsa Orwellian adalah selalu mengimajinasikan bahwa musuhnya hanyalah 'Big Brother'. Makanya, meskipun dapur, meja makan, kamar mandi, dan tempat tidurnya habis-habisan diinvasi Unilever, mereka tetap merasa merdeka dan baik-baik saja. Ya, semboyan mereka adalah humanisme universal. Eh, humanisme unilever ding. (Tarli Nugroho)

Jumat, 24 Oktober 2014

Menafsir Ayah

Saya memiliki kesetiaan yang berlebihan pada sejarah kata-kata. Yang saya tahu, setia memang harus berlebihan. Seperti yang terjadi pada usia dua puluh tahun, membaca naskah Goethe: Faust, dalam bahasa Inggris. Perasaan bersalah yang amat karena tidak bisa membacanya dari bahasa asal, yaitu bahasa Jerman. Dan, sepuluh tahun kemudian saya dapat membacanya dalam bahasa aslinya, Jerman, di Muenster. Kesetiaan mengandung konfirmasi yang terus-menerus menginduk pada perihal muasal. Dan muasal paling muasal dari filsafat adalah bahasa. Baca Lebih Lengkap

Sengkuni

Tanya serius. Kalau Amien Rais dianggap sebagai Sengkuni, lalu siapa yang dianggap sebagai Krisna-nya? Hamdi Muluk? Ikrar Nusa Bakti? Atau, Thamrin Amal Tomagola? Oalah... (Tarli Nugroho)

Kamis, 23 Oktober 2014

Denny Januar Ali

Denny J.A. itu seorang penemu yang produktif. Lima tahun lalu, murid Bill Liddle ini menemukan "Pilpres Satu Putaran". Kemudian, alumni Ohio State University ini menemukan "Puisi Esai". Mungkin ada banyak penemuan lain yang akan disumbangkan oleh perintis konsultan dan survei politik bayaran di Indonesia ini pada masa-masa mendatang. Tapi, sepertinya dia akan kesulitan menemukan "Nama Baik". (Tarli Nugroho)

Rabu, 22 Oktober 2014

A Teeuw

Pilihan Individu?

Banyak orang terjebak argumen keliru: "Kalau tak suka satu acara televisi, pindah saluran!" Seolah ini cuma pilihan personal. Siaran TV memakai frekuensi publik yang langka (terbatas); karenanya harus bisa diatur sesuai kepentingan publik. Siapa paling dirugikan dari acara TV yang tak mendidik? Orang miskin yang karena kemiskinannya tak punya banyak pilihan! Orang kaya (seperti saya) bisa membayar cable uutuk nonton National Geographic, BBC Knowledge, atau setidaknya HBO dan FOX. (Farid Gaban)

Selasa, 21 Oktober 2014

Boneka Presiden yang Diarak

Dua sastrawan Amerika Latin menulis novel tentang presiden: Miguel Angel Asturias dan Gabriel Garcia Marquez. Keduanya memperoleh Nobel Sastra. Sastra yang baik akan abadi. Melintasi rentang waktu. Dalam novel “Tuan Presiden” yang ditulis Asturias, pada bagian akhir terdapat adegan Benyamin berlari lari mengitari lapangan sembari menyanyi: Lihat Selengkapnya

Media

Jurnalis, pengelola dan pemilik media yang mengumbar berita/acara tertentu dengan dalih ratingnya tinggi (penonton suka), pada dasarnya bukan orang yang bertanggungjawab. Secara implisit mereka menyalahkan masyarakat untuk kekeliruannya sendiri. Produk media itu supply-driven, tergantung pasokannya. Sementara itu, media/lembaga penyiaran adalah gatekeeper: memilih. Memilih mana yang penting dari yang tidak penting dalam konteks urusan/kepentingan publik. (Farid Gaban)

Senin, 20 Oktober 2014

Pers: Antara Juru Terang dan Ilmu Hitam

Sabtu, 12 Desember 1959, dalam rangka pembukaan Jurusan Publisistik, di hadapan sivitas akademik Universitas Indonesia Bung Karno meminjam Mark Twain, "There are only two things, which can throw light upon things here on earth. Two things, one is the sun in heaven, and the second one is the press here on earth." Itu sebabnya, seorang wartawan harus memiliki pengetahuan umum yang luas serta sudut pandang yang jernih. Tanpa itu, Bung Karno kemudian mengutip sebuah puisi Rudyard Kipling, pers hanya akan jadi sejenis ilmu hitam, yang kerjanya sekadar menyulap, menyihir, dan memanipulasi pembaca dan pemirsanya. Lihat Selengkapnya

Minggu, 19 Oktober 2014

Konflik dan Rujuk

Pak Jokowi dan Pak Prabowo sudah berangkulan. Itu bagus di tingkat hubungan personal. Tapi, bahaya jika mereka bersatu di tingkat ide dan kebijakan. Apalagi jika kedua koalisi bergabung. Oligarki ketemu oligarki. Perbedaan dan benturan ideologi/politik tetap diperlukan; meski hubungan personal harus dipulihkan. Itu berlaku juga di kalangan pendukung. Menurutku, di situlah pentingnya kritik dan pedebatan yang bersifat substansial, bukan caci-maki personal yang penuh fitnah dan labelisasi. (Farid Gaban)

Kita dan Aidit, Hari Itu

Saya selalu punya imajinasi kecil, bagaimana seandainya saya sendiri yang berada di pusaran zaman penuh cekcok itu? Apakah saya akan berposisi sama dengan pandangan saya hari ini?! Ataukah saya akan berada pada posisi yang berbeda, mungkin lebih baik, atau mungkin juga lebih buruk, siapa yang tahu?! Bagaimanakah saya pada hari itu ingin dan/atau akan dikenangkan oleh hari ini?! Bagaimanakah bayangan saya pada hari itu mengenai berbagai sudut pandang yang mungkin berkembang pada hari ini, termasuk kemungkinan bahwa posisi saya hari itu akan dilihat sebagai keliru, tidak tepat, dan bahkan tidak patut, yang akan menerbitkan bukannya kebanggaan pada masa lebih kemudian, melainkan justru rasa malu?! Bagaimana saya bisa mengetahui semua hal tadi pada hari itu?! Lihat Selengkapnya

Sabtu, 18 Oktober 2014

Selamat Datang, Klise

Rakyat kecil memang cukup dihibur dengan jajanan gratis dalam kirab budaya. Sementara untuk urusan kabinet, mereka tak perlu tahu menahu. Selamat datang klise, kami rindu padamu! (Tarli Nugroho)

Karna dan Tikungan Imajinasi Masa Kecil Kita

Kita umumnya menilai Bharatayudha dengan sudut pandang imajinasi-kebenaran anak kecil: Arjuna itu baik, sementara Karna itu jahat. Pandawa itu lambang kebaikan, sementara Kurawa itu simbol kejahatan. Rahwana itu brengsek, sementara Rama itu mulia. Sejak kecil, mereka yang mengenal cerita wayang, baik melalui pentas wayang golek, wayang kulit, maupun komik wayang R.A. Kosasih, pastinya bangga jika dirinya disamakan dengan Gatotkaca, dan sebaliknya, sebuah penghinaan besar jika disamakan dengan Burisrawa. Lihat Selengkapnya

Kamis, 16 Oktober 2014

Kekuasaan Negara versus Kekuasaan Perusahaan-perusahaan

Sebenarnya, sudah terlalu banyak komentar di mass-media akan krisis aktual dewasa ini, terutama dari sudut pandang "ilmu ekonomi" sejak pertengahan tahun lalu. Sayangnya, komentar-komentar itu, tidak mampu memberikan penjelasan dan proposisi yang berarti. Kaum cerdik cendekia, elit kekuasaan dan pakar ekonomi kita, yang didominasi pemikiran visi jangka pendek dan dominasi pemikiran mahzab neo klasik, ternyata tidak mampu memberikan jalan keluar. Sungguh menyedihkan. Baca Lebih Lengkap

Rabu, 15 Oktober 2014

George

Pertemuan itu kecil, dan dihelat di sebuah tempat yang terpencil. Ada sekira tiga puluhan orang yang hadir siang itu. Semuanya duduk lesehan, sembari menikmati jajanan pasar bersama teh dan kopi hitam. Lelaki itu duduk di kursi roda, di ujung sana. Baca Lebih Lengkap

Selasa, 14 Oktober 2014

Tak Kapok Jatuh Bangun Hadirkan Pustaka Rakyat

Susah payah membangun, rumah bacaan malah disegel manajemen. Ia lalu pindahkan ribuan buku. Jadilah perpustakaan yang ramai pengunjung di tengah kampung Surabaya. Lagi-lagi kesulitan dana mengakhiri riwayatnya. Kini ia kembali mendirikan perpustakan lesehan untuk kaum jelata di Magetan. Baca Lebih Lengkap

Senin, 13 Oktober 2014

In Memoriam Profesor Suhardi (1952-2014)

Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Sugeng tindak, Pak Hardi. Hanya sedikit mahaguru di Bulaksumur yang ilmu dan lakunya bisa dijadikan teladan. Masih terngiang bagaimana kagum dan riangnya karib saya, Iqbal Aji Daryono, ketika berhasil mewawancaraimu tiga belas tahun lalu. Ia berhasil menuliskan profilmu dengan baik di mingguan yang kami kelola. Mana ada guru besar, dan apalagi dekan, yang komit untuk naik sepeda jika pergi ke kampus? Tapi itu sudah engkau lakukan jauh sebelum orang heboh dengan "sego segawe" dan "bike to work". Engkau hanya menggunakan mobil dan kendaraan bermotor jika pergi ke bandara atau ke luar kota. Sebuah komitmen yang langka. Baca Lebih Lengkap

Minggu, 12 Oktober 2014

NU dan Khilafah Islamiyah

Sejak Era Reformasi, sumbatan terhadap kebebasan berpendapat dan berserikat dibuka. Partai politik (parpol) baru bermunculan dengan berbagai latar belakang paham politik, kecuali yang berdasar komunisme. Partai Islam adalah partai yang paling banyak muncul, tetapi jumlah perolehan suaranya tidak besar. Muncul juga ormas yang memperjuangkan gagasan politik, antara lain Hizbut Tahrir Indonesia dan Majelis Mujahidin Indonesia. Baca Lebih Lengkap

Sabtu, 11 Oktober 2014

Kebudayaan dan Absennya Kerja Kesarjanaan

Dalam sebuah tulisannya, Daoed Joesoef pernah melontarkan sebuah pertanyaan bernada menggugat: kenapa di Indonesia seorang ilmuwan tidak bisa secara otomatis diakui sebagai budayawan, dimana kerja kesarjanaan mereka sebenarnya dapat dipersamakan sebagai sebuah karya kebudayaan? Baca Lebih Lengkap

Pemerkosa Dihajar Massa Sejam, Lalu 'Burungnya' Dipotong

Hal ini terjadi setelah massa menghakiminya, dengan cara memukul menggunakan berbagai perkakas selama satu jam lebih. "Tidak ada yang mencoba menolongnya, karena mereka semua merasa bahwa itulah hukuman yang pantas bagi seorang pemerkosa," jelas Aamir Dhawan (30), warga setempat. Baca Lebih Tegang

Kamis, 09 Oktober 2014

Moderasi Islam: Menangkal Radikalisasi Berbasis Agama

Penulis buku: Dr. Muchlis Hanafi, MA [Kepala bidang pengkajian Al-Qur'an Balitbang Kementerian Agama RI, Dewan Pakar Pusat Studi Al-Qur'an (PSQ), dan Sekjen Ikatan Alumni Al-Azhar Mesir Cabang -Indonesia]

Sedikitnya ada dua kecenderungan ekstrem yang ditunjukkan umat Islam beberapa dekade belakangan ini: yang pertama dicirikan oleh sikap ketat dalam beragama, bahkan cenderung menutup diri; Yang kedua malah bersikap terlalu longgar dan terbuka sehingga mengaburkan esensi ajaran agama itu sendiri. Sikap ekstrem dalam beragama memang bukanlah fenomena baru dalam sejarah Islam. Sejak periode yang paling dini, sejumlah kelompok keagamaan telah menunjukkan sikap ekstrem ini. Sebut saja misalnya yang paling menonjol adalah Khawarij dan Murjiah. Baca Selanjutnya

Rabu, 08 Oktober 2014

Menyelamatkan Artefak Atau Pembaca?

Menyunting sebuah buku lama berbahasa Indonesia dengan maksud untuk menghidangkannya kembali kepada khalayak pembaca hari ini, bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah. Kesulitan itu pula yang dihadapi penyunting ketika diminta untuk menyunting kembali buku ini, yang terbit pertama kali pada 1941. Sumber kesulitannya, jika dirumuskan, ada beberapa. Baca Lebih Lengkap

Butuh Riset ke Jerman untuk Hidupkan Kembali Bahasa Aborigin di Adelaide

Sebuah bahasa penduduk Aborigin di wilayah Adelaide berusaha dihidupkan kembali setelah bertahun-tahun tidak lagi terdengar. Nyaris tidak ada lagi penduduk pribumi setempat yang menggunakan bahasa tersebut dan tidak tersedia bukti rekaman bahasa tersebut. Peneliti harus terbang ke Jerman untuk mencari dokumen dan bukti tertulis bahasa tersebut. Baca Lebih Lengkap

Selasa, 07 Oktober 2014

Surat untuk Suciwati

Kepada Ibu Suciwati yang baik.
Kutulis surat ini bersama perasaan bahagia dan secuil kebanggaan. Pertama kali harus kukatakan, sejujurnya aku bukanlah orang yang pandai menulis surat. Pun tak cukup lihai memilah kata yang pantas dihaturkan kepada seorang ibu. Kusadari, suratku ini tertuju bukan semata kepada sosok janda dari seorang pejuang. Yang lebih terutama dari itu, dirimu adalah perempuan yang berpendirian baik. Setidaknya begitulah dalam pandanganku. Maka maafkanlah bila kalimat demi kalimatku nanti terasa tidak bagus, tak cukup pantas atau bahkan bisa jadi tak memenuhi kaidah kesantunan. Di negeri kita sopan-santun itu sungguh penting ya, Bu. Namun satu hal yang kupahami kala memulai ini, aku hanya ingin menulis apa yang aku bisa tulis. Baca Lebih Lengkap

Minggu, 05 Oktober 2014

Pendidikan sebagai Strategi Kebudayaan: Esai untuk Daoed Joesoef

Pendidikan adalah pilar kebangsaan. Dan sejarah Republik ini telah membuktikannya. Kurang dari lima puluh tahun sejak pemerintah kolonial Belanda memberlakukan Politik Etis (Etische Politiek) pada awal abad ke-20, kebijakan itu telah melahirkan revolusi sosial di tanah jajahan mereka, berupa munculnya gerakan kebangsaan yang kian liat memperjuangkan kemerdekaannya. Pendidikan, yang merupakan salah satu dari trilogi Politik Etis (lainnya adalah “irigasi” dan “migrasi”), meski pada desain dasarnya dimaksudkan untuk melanggengkan praktik kolonialisme, pada akhirnya ternyata menjadi bumerang bagi kolonialisme itu sendiri. Pendidikan telah menumbuhkan lahirnya kesadaran baru, yaitu kebangsaan, sehingga akhirnya mampu mengubah semangat “perlawanan terhadap pemerintah kolonial”—yang telah hadir sejak jauh hari sebelum Politik Etis—menjadi semangat baru, “perlawanan terhadap kolonialisme”. Dengan nada ironi kita bisa mengatakan bahwa kebijakan pendidikan pemerintahan kolonial Belanda telah “membantu” melahirkan semangat kebangsaan Indonesia. Baca Lebih Lengkap

Total Bung Karno 2: Serpihan Sejarah yang Tercecer

Ide Roso Daras, pengagum Bung Karno, dalam menulis segala hal tentang sang Proklamator ini seolah tak ada habisnya. Sejak tahun 2009 sudah ada hampir 500 tulisan tentang Bung Karno yang diunggah di blog pribadinya. Dari ratusan tulisannya itu beberapa di antaranya sudah didokumentasikan dalam bentuk buku yaitu The Other Stories: Bung Karno (Imania, 2009), Bung Karno - The Other Stories 2: Serpihan Sejarah yang Tercecer (Pustaka Ilman, 2010), Bung Karno vs Kartosuwiryo (Imania, 2011), Total Bung Karno: Serpihan Sejarah yang Tercecer (Imania, 2013)  Dan kini yang terbaru adalah Total Bung Karno 2  Serpihan Sejarah yang Tercecer (Imania, 2014). Baca Lebih Lengkap

Sabtu, 04 Oktober 2014

Mengapa Ayat-ayat Al-Qur’an Tidak Disusun Berdasarkan Kronologi Waktu Turunnya?

Tanya:

Mengapa ayat-ayat al-Qur’an tidak disusun berdasarkan waktu turunnya? Misalnya, mengapa ayat 3 dari surah al-Mâ’idah diletakkan di awal surah kelima, padahal ayat itu adalah ayat terakhir yang diterima Nabi saw.? Mengapa surah al-‘Alaq atau Iqra’ yang diturunkan sebagai wahyu pertama diletakkan di bagian akhir al-Qur’an? Baca Lebih Lengkap

Sejarah, Ingatan dan Novel

Membaca sejarah itu seperti membaca novel. “By its very nature, the novel indicates that we are becoming. There is no final solution. There is no last word.” Begitu yang ditelatahkan Carlos Fuentes. Namun, kita seringkali menyalahpahami sejarah. Kita sering mengaburkan history dengan memory, membaurkan sejarah dengan ingatan. Dan sebagai ujungnya, impak dari “penyejarahan ingatan”, kita hanya mampu melihat sungai waktu dari kacamata oposisi biner: ingat-lupa, pelaku-korban, atau baik-jahat. Persoalannya, sejarah hanya bisa memberi pelajaran jika kita mampu membacanya secara metodik, tak sekadar ingat dan lupa. Sebab, dalam banyak hal, kita cenderung hanya mengingat apa yang  kita ingin ingat saja, tanpa menguji kualitas ingatan itu. Dan cara macam itu tak akan mengajari kita apapun selain sekadar merawat penalaran yang hanya penuh dengan penyangkalan, antitesis, dan menghardik-hardik. Inilah yang telah membuat cara kita bersikap kepada sejarah banyak didominasi oleh perasaan kebencian, penolakan, dan negativitas. Baca Lebih Lengkap

Jumat, 03 Oktober 2014

Demokrasi, Kebudayaan dan Sikap Otonom: Surat kepada Kawan

Kawan, masalah kita dengan demokrasi, bukanlah soal asli atau asing, tradisional atau modern, apalagi Timur atau Barat, sebagaimana yang sering kau risaukan. Kita tahu, kubisme Picasso mengambil inspirasi dari seni lukis tradisional afrika, puisi Sutardji mencuri mantera melayu, dan bunyi parikan sunda kuat mewarnai syair-syair Hartojo Andangdjaja. Apakah kubisme menjadi palsu hanya karena ia memindai bentuk seni yang sudah menjadi tradisi sebuah suku di afrika sejak masa yang lebih silam?! Mana yang asli menurutmu, mantera melayu atau permainan bunyi puisi Sutardji?! Mana yang tradisional dan modern, bunyi parikan atau syair Hartojo?! Baca Lebih Lengkap

Kamis, 02 Oktober 2014

Kebangkitan Islam dan Negara-Negara Kawasan Arab

Kebangkitan Islam merupakan fenomena sejarah nasional yang menumbuhkan kembali semangat iman, stagnasi pemikiran dan fikih, serta gerakan (harakah) dan jihad. Kebangkitan ini juga membawa ujian-ujian bagi umat Islam sehingga mendorong mereka mencari sebab-sebab kejatuhan dan kehinaan yang menimpa. Beranjak dari kesadaran ini, mereka menemukan kesadaran baru, yaitu: menghidupkan iman, mengaktifkan pemikiran, dan menggairahkan gerakan Islam. Dalam hal ini, Al-Qur'an telah mengisyaratkan melalui kisah perjalanan Bani Israil (awal surat al-Israa') dan Al-Hadits yang menjelaskan tentang lahirnya pembaharu setiap satu abad. Sejarah Islam pun membuktikan isyarat ini. Baca Lebih Lengkap

Rabu, 01 Oktober 2014

Kembali Dwifungsi

Salah satu kritik Daoed Joesoef terhadap dunia universiter pada 1970-an adalah terkait relasi mereka dengan politik praktis. Daoed membedakan antara politik sebagai konsep dengan politik sebagai kekuasaan--dalam pengertian sebagaimana yang diselenggarakan oleh pemerintah dan partai politik di parlemen. Sivitas akademik boleh menggunakan kampus sebagai alat untuk berpolitik dalam pengertian konsep. Namun, jika ingin berpolitik praktis, maka mereka tidak boleh lagi menggunakan kampus dan jubah akademisnya, melainkan harus dilakukan dalam kapasitasnya sebagai warga negara melalui kendaraan politik yang ada di luar kampus. Baca Lebih Lengkap

Beberapa Hal yang Anda Perlu Ketahui tentang Pelantikan Anggota Parlemen Baru

Sumpah: Sumpah itu berbunyi sebagai berikut: Demi Allah saya bersumpah: Bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya sebagai anggota DPR dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, sesuai dengan peraturan perundang-undangan, dengan berpedoman pada Pancasila dan UUD 1945. 

Bahwa saya dalam menjalankan kewajiban akan bekerja dengan sungguh-sungguh demi tegaknya kehidupan demokrasi, serta mengutamakan kepentingan bangsa dan negara daripada kepentingan pribadi, seseorang, dan golongan. Baca Selanjutnya
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Cobalah Tengok

Dartar Isi