Selasa, 28 Oktober 2014

Surat untuk Nun

Sudah seminggu aku menghabiskan pucuk malam di kedai ini. Kedai dengan dinding krem dan lampu-lampu sendu dalam kotak anyaman bambu. Di tempat ini, aku seperti memiliki diriku sendiri. Tak ada buku yang minta disentuh, tempelan memo yang mengingatkan pada pekerjaan, atau koran-koran dengan kepala berita memuakkan yang minta diperhatikan, seperti kalau aku ada di rumah. Aku bisa duduk di kedai ini berjam-jam. Tiga potong puisi yang kutulis untukmu beberapa hari ini lahir di sini, di kursi pojok dekat pot berisi palem kuning yang menjulang. Kita pernah bercakap di pojokan itu. Entahlah. Mungkin kamu tak mengingatnya lagi. Itu sudah lama sekali. Baca Lebih Lengkap
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Cobalah Tengok

Dartar Isi